Jam tangan hitam saya menunjukkan pukul 17 lewat beberapa menit. Sepatu dinas harian hitam menemani langkah pertama saya menggelandang Bandung di malam terakhir tahun 2011. Walau baru kali ini saya menghabiskan malam akhir tahun dengan menggelandang, intuisi saya mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak sekali penjual terompet yang saya akan temui sepanjang jalan. Sepertinya makin tua, saya makin mirip anak bayi. Saya melihat dunia seakan belum pernah saya lihat, semua seakan hal yang samasekali baru. Tidak ada yang wajar-wajar saja, ataupun "ya, memang biasanya udah gitu", atau "ya, emang tradisinya begitu". Biar tiap tahun yang namanya penjual terompet itu identik denan masa pergantian tahun, saya tidak lumrah menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa. "Kenapa mereka selalu ada di masa pergantian tahun?" "mungkin karena orang-orang biasanya merayakan tahun baru dengan meniup terompet." "Kenapa Tahun baru dirayakan denga...
Ruang-ruang belajar mendalang. Kata-kata jadi Wayangnya, Pikiran jadi Ceritanya, Sang Bayang jadi Dalangnya.