Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Desember dan Keluarga

Desember ini, di semua media sosial yang saya ikuti--seperti biasanya--penuh dengan berbagai ekspresi yang beragam. Mulai dengan gemas dan ricuhnya #papamintasaham, gegap gempitanya "lomba foto dengan ibu" (yang seringkali ditambahi dengan kata "Aku Cinta Ibu" dan ungkapan sejenis, sampai dengan kothbah-kothbah bijak mengenai peringatan Maulid Nabi dan Natal yang jatuh di tanggal yang berdekatan. #papamintasaham, Hari Ibu, Maulid Nabi, dan Natal. Bagi sebagian orang, empat momen tersebut mempunyai beberapa benang merah: "Desember" dan "keluarga" Desember? Empat momen tersebut sama-sama terjadi di Bulan Desember. Keluarga? Hari Ibu, Maulid Nabi, dan Natal mungkin ada hubungannya...namun #papamintasaham? Apa hubungannya dengan keluarga? "Cucoklogi" ini berangkat dari pertanyaan pribadi saya setelah misa pagi ini. Homili hari ini panjang lebar mengenai keluarga dan bagaimana sebaiknya keluarga yang patut ditel

Tidak semua makhluk dijadikanNya indah karena bersayap

Kalau engkau bunga, jadilah harum semerbak dengan keindahannya!   Kalau engkau tanah, jadilah subur dimana benih bunga tumbuh di atasnya! Kalaupun engkau kotoran, jadilah yang menyuburkan tanah itu! Lanjutkanlah menemukan dan menjadi dirimu yang sejati. Doaku untuk langkah yang ringan pada jalan salibmu yang berat --dan untuk senyummu karena kamu menjalankannya dengan ikhlas. (Aku tahu. Terimakasih. Sekali lagi, aku tersanjung. Terimakasih telah membiarkanku terbang! )

Permohonan maaf dan rencana tahun depan

Sore ini masih di depan layar komputer dengan hidung yang agak tersumbat, mungkin karena gejala flu. Kencan dengan diri yang sudah lama tidak saya jumpai di laman yang sudah berdebu ini. Dari kemarin, sebagian kepala saya terasa ngilu. Rasanya baru kali ini kena—yang kemarin kata kawan saya namanya—migrain. Setelah menghabiskan satu jam tambahan untuk tidur pagi, siang ini baru benar-benar lega…..(Hmm, sebenarnya tidak benar-benar lega juga. Dua hari lagi batas laporan kelas saya yang terakhir—dan saya belum buat apa-apa.) Beberapa hari terakhir ini, banyak pesan masuk kepada saya untuk kembali menulis—kalimat ini digunakan umumya digunakan para penulis untuk seolah-olah membuat blognya banyak sekali dibaca dan dinanti. Kesempatan ini mau saya pergunakan untuk menyampaikan permohonan maaf saya saja karena tahun ini saya belum sempat banyak menulis disini (tahun ini tulisan saya di blog ini kurang dari hitungan jari). Banyak alasan yang bisa saya buat-buat untuk jadi pembenaran sa

entah apa judulnya

Terbang ke kedalaman. Curi-curi waktu dari pikiranku yang sok sibuk. Pagi menuju siang, hari ini, sebuah kabar menyentil pendalamanku: “ada T50 jatoh di jogja gans” Kalimat pendek itu disusul dengan tautan-tautan kilas berita. Jemari-jemari gemas yang lain turut meramaikan suasana. Tidak kurang dari lima kelompok media maya sosial jadi gaduh dengan kabar ini. …………………. Sekali lagi, di atas tanah dan air tempatku dilahirkan. Kali ini tentang burung besi yang melesat lebih cepat daripada gemuruhnya: supersonik—hal yang kutekuni beberapa ratus ribu detik terakhir. Supersonik! Hal yang mampu menghabisi nyawa maupun membikin nyawa, ceria, dan cerita yang dikenang berpuluh tahun justru dengan kesekejapannya. Pikiranku melayang menembus awan-awan, (dimana supersonik adalah salah satu kuncinya) kepada orbit-orbit Bumi, kepada bulan, kepada Mars, kepada Tata Surya, kepada bintang-bintang, dan kepada jagat semesta, dimana kekasihku belum had

Desember senjang

Puji sanjung dan persahabatan mengisi hari-hariku dan lamunanku kemarin. Makan bersama, kue ulang tahun, ucapan selamat berbahagia. Puji syukur dan terimakasih. Aku senang boleh diberi kesenangan, namun sekaligus menjadi gelisah: berapa banyak yang sekarang masih mengerang? Kemapanan, kenyamanan, dan keamanan semu ini kurasa rawan membuatku semakin senjang dengan garis-garis juang. Adakah dua puluh empat tahun hadirku benar-benar menghadirkan diriNya? Siang ini aku istirahat dari kesunyian dan kenyamananku. Berlari sejenak dari permenunganku untuk mempertanyakan arti. Membuat kebisingan-kebisingan yang—kurasa—dibutuhkan. Akankah Natal kali ini hanya sandiwara belaka?