Puji sanjung dan persahabatan mengisi hari-hariku dan
lamunanku kemarin. Makan bersama, kue ulang tahun, ucapan selamat berbahagia.
Puji syukur dan terimakasih.
Aku senang boleh diberi kesenangan, namun sekaligus menjadi gelisah:
berapa banyak yang sekarang masih mengerang?
Kemapanan, kenyamanan, dan keamanan semu ini kurasa rawan
membuatku semakin senjang dengan garis-garis juang. Adakah dua puluh empat tahun hadirku benar-benar menghadirkan diriNya?
Siang ini aku istirahat dari kesunyian dan kenyamananku. Berlari
sejenak dari permenunganku untuk mempertanyakan arti.
Membuat kebisingan-kebisingan
yang—kurasa—dibutuhkan.
Akankah Natal kali ini hanya sandiwara belaka?
Komentar
Posting Komentar