Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kangen itu

Kangen itu kadang seperti waktu Tak peduli kepada siapa, dengan sombong ia lahap dalam senyap Dalam jenak, ia hadir tak diundang Tak tunduk diminta menghilang Kangen itu kadang seperti rasa sakit Tidak enak, tapi perlu Menyentak, menyadarkan Menghargai yang telah diberi Mencintai yang telah dimiliki

Kalau aku beristirahat nanti

Kalau aku (sempat) dimakamkan, kuingin lagu ini menjadi salah satu pengiring pemakamanku nanti.

Untuk sebulan yang lalu

Langit biru tetap diam saat kusapa Kicau alam pagi ini entah oleh siapa Nyiur palem tenangkan suasana Siapkan diriku bertemu dirinya Kata orang, hari kita tak nyaman Mulut pun gelagapan Dihajar dengan tatapan Ketika pekerjaan dipertanyakan Tiga belas bulan bersua Sekarang tak lagi siswa Kita sedang menantang dunia Menampik jadi insan biasa Tertawa dalam percaya Gemetar saat alpa Merangkai cerita Bersama semesta dan Pencipta Terimakasih yang bukan bualan Tuk waktu yang dipertaruhkan Air mata yang dicurahkan Senyum yang didermakan Telinga yang mendengarkan  Hati yang diarahkan Totalitas yang tak sungkan Langit biru tetap diam saat kusapa Kicau alam pagi ini entah oleh siapa Nyiur palem tenangkan suasana Susah esok, ada waktunya Dalam kelembutan pagi, aku sirna

Mengambang

Sekali dua kali bolehlah waspada, namun lama-kelamaan, aku bertanya: Mengapa kita jadi paranoid dengan "ke-radikal-an"? Pertanyaanku: Bolehkah Pancasila menjadi sesuatu yang radikal? Apakah Pancasila hari ini memang sudah menjadi sesuatu yang radikal? Atau hari ini hanya jadi barang jualan yang hanya laku dalam arus media hari ini untuk memanen jempol atau pujian?

Cinta

Cinta itu berprakarsa yang mengundang langkah pertama. Bertepuk sebelah tangan, yang diundang tidak datang. Tempat telah disediakan; perjamuan disiapkan. Cinta itu berprakarsa; dia menantang manusia. Cinta Allah sia-sia. Cinta itu berprakarsa; mengundang langkah pertama. Cinta itu kebebasan, bukan kesima dan paksaan. Mengajak semua orang pinggiran, mengundang orang buangan. Hari cerah penuh harapan; anak hilang dinantikan. Cinta itu kebebasan; tetap memberi kesempatan, senyum serta pengampunan. Cinta itu kebebasan; cinta itu kebebasan. (BB