Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Jenuh

pagi ini saya terbangun di ruang tamu markas. pukul 4 pagi. menuju ke meja di depan saya, membuka laptop. membuka sebuah contoh laporan analisis perancangan struktur pesawat terbang. tanpa rasa, tanpa semangat yang rasanya dulu pernah berkobar. saya lirik jam tangan. 5:15 hari ini saya mau ke gereja. misa senin pagi. tanpa rasa. sekarang saya sudah kembali di depan laptop saya. saya mencoba mengerti bahwa sebenarnya saya jenuh. jenuh, karena ide yang tidak juga kunjung terealisasikan. jenuh karena mimpi yang gelisah tak lagi datang. dan rasa jenuh itupun merembet kemana-mana. jenuh untuk berpikir. jenuh untuk bertindak lagi. bahkan jenuh untuk memimpin diri. namun, gengsi saya terlalu besar untuk terlihat jenuh dan akhirnya kalah dengan kejenuhan ini. setidaknya saya harus berpura-pura tidak jenuh sampai saya menemukan diri kembali bahwa sebenarnya saya benar-benar menyukainya.

HARI MINGGU MISI SEDUNIA KE-85

lembar teks perayaan ekaristi minggu kemarin itu terletak di depan saya. "Sebagaimana Bapa Mengutus Aku, Demikian Juga Aku Mengutus Kamu" Yah, ini bukan masalah religius atau tidak. Tapi kalimat ini seperti menyentil saya. saya mengasumsikan diri saya diutus untuk memimpin ketika saya melihat sebuah perubahan harus dilakukan. mungkin itu yang namanya panggilan. dari pengalaman 19 tahun hidup saya, panggilan bisa hadir lewat apa saja: emosi yang tidak stabil karena kurang tidur, jatuh cinta (atau sekedar jatuh suka), sebuah buku bacaan yang menggugah, kalimat yang sekedar terlintas pada momen yang tepat, maupun sekedar "ting!" yang terlintas dalam perjalanan pulang berjalan kaki dari sekolah. intinya, Yud, kalo kamu melihat ada sesuatu yang tidak beres di depanmu dan sepertinya tidak ada seorangpun yang benar-benar menanggapinya, mungkin kamu diutus!

"kamu itu harus jadi pemimpin."

entah, sejak eyang kakung saya meninggal 5 tahun lalu, banyak perubahan--yang saya rasa--besar dalam diri saya. "Yud, kalo kamu bicara itu yang lantang. coba ucapkan kata per kata dengan jelas, jangan seperti kumur-kumur. coba ikuti mulut eyang. maaa-maaa." "jadi laki-laki itu harus bisa bela diri. jangan loyo. jalan jangan menunduk, jalan yang tegap. coba setiap hari kamu push-up minimal 50 kali." dan saya ingat, waktu saya kecil dulu, saya tidak pernah tidak menangis ketika sudah waktunya saya pulang dari rumah eyang sehabis penginapan sabtu-minggu.

meditasi

sudah lama tidak merasakan ini. mengetikkan kata-kata yang begitu saj terlintas di benak. sebuah meditasi. hanya aku dan pikiranku, dan komputer di depanku, dan sebuah gelas di sebelah kiri tangan kiriku, dan sebuah mouse di sebelah kanan tangan kananku, dan sebuah botol minuman teh hijau di depan gelas di sebelah kiri tangan kiriku, dan sebuah asbak di depan mouse di sebelah kanan tangan kananku, dan lain-lain. sepertinya besok, blog ini baru benar-benar berisi seuatu yang berisi. jadi pembaca, silakan sabar.

memberi uraian blog ini

Sebuah eksperimen pribadi tentang pertemuan para pribadi dalam pribadi. ia bisa jelas berisi yang jelas-jelas tidak berisi. tapi besok itu selalu baru. besok itu adalah hari setelah hari ini. dan hari kemarin adalah 2 hari sebelum hari besok. dan besok mungkin ia akan berisi yang jelas-jelas berisi. namanya juga harapan. salah eksperimen pribadi tentang sesuatu yang pribadi. hmm. . . . akh saya terlalu membuatnya sok misterius. ah, gapapa ding.

kita mulai

ya, kita mulai saja catatan ini. ya. kita mulai sajalah. iya. kita mulai saja, Dan. temani saya, kita menuju dialog yang tak tahu apa yang dihasilkannya nanti. apalah kata orang? haloooo? KAMU makin tak jelas saja boy. kasian itu yang lagi baca tulisan ini. ga dapet apa-apa dia. begini, begini. kita mulai saja blognya. ya, kita mulai saja catatan ini. ya. kita mulai sajalah. iya. kita mulai saja, Dan.