lembar teks perayaan ekaristi minggu kemarin itu terletak di depan saya.
"Sebagaimana Bapa Mengutus Aku, Demikian Juga Aku Mengutus Kamu"
Yah, ini bukan masalah religius atau tidak. Tapi kalimat ini seperti menyentil saya. saya mengasumsikan diri saya diutus untuk memimpin ketika saya melihat sebuah perubahan harus dilakukan. mungkin itu yang namanya panggilan.
dari pengalaman 19 tahun hidup saya, panggilan bisa hadir lewat apa saja: emosi yang tidak stabil karena kurang tidur, jatuh cinta (atau sekedar jatuh suka), sebuah buku bacaan yang menggugah, kalimat yang sekedar terlintas pada momen yang tepat, maupun sekedar "ting!" yang terlintas dalam perjalanan pulang berjalan kaki dari sekolah.
intinya, Yud, kalo kamu melihat ada sesuatu yang tidak beres di depanmu dan sepertinya tidak ada seorangpun yang benar-benar menanggapinya, mungkin kamu diutus!
"Sebagaimana Bapa Mengutus Aku, Demikian Juga Aku Mengutus Kamu"
Yah, ini bukan masalah religius atau tidak. Tapi kalimat ini seperti menyentil saya. saya mengasumsikan diri saya diutus untuk memimpin ketika saya melihat sebuah perubahan harus dilakukan. mungkin itu yang namanya panggilan.
dari pengalaman 19 tahun hidup saya, panggilan bisa hadir lewat apa saja: emosi yang tidak stabil karena kurang tidur, jatuh cinta (atau sekedar jatuh suka), sebuah buku bacaan yang menggugah, kalimat yang sekedar terlintas pada momen yang tepat, maupun sekedar "ting!" yang terlintas dalam perjalanan pulang berjalan kaki dari sekolah.
intinya, Yud, kalo kamu melihat ada sesuatu yang tidak beres di depanmu dan sepertinya tidak ada seorangpun yang benar-benar menanggapinya, mungkin kamu diutus!
Komentar
Posting Komentar