pagi ini saya terbangun di ruang tamu markas. pukul 4 pagi.
menuju ke meja di depan saya, membuka laptop. membuka sebuah contoh laporan analisis perancangan struktur pesawat terbang. tanpa rasa, tanpa semangat yang rasanya dulu pernah berkobar.
saya lirik jam tangan.
5:15
hari ini saya mau ke gereja. misa senin pagi. tanpa rasa.
sekarang saya sudah kembali di depan laptop saya.
saya mencoba mengerti bahwa sebenarnya saya jenuh.
jenuh, karena ide yang tidak juga kunjung terealisasikan. jenuh karena mimpi yang gelisah tak lagi datang. dan rasa jenuh itupun merembet kemana-mana. jenuh untuk berpikir. jenuh untuk bertindak lagi. bahkan jenuh untuk memimpin diri.
namun, gengsi saya terlalu besar untuk terlihat jenuh dan akhirnya kalah dengan kejenuhan ini. setidaknya saya harus berpura-pura tidak jenuh sampai saya menemukan diri kembali bahwa sebenarnya saya benar-benar menyukainya.
menuju ke meja di depan saya, membuka laptop. membuka sebuah contoh laporan analisis perancangan struktur pesawat terbang. tanpa rasa, tanpa semangat yang rasanya dulu pernah berkobar.
saya lirik jam tangan.
5:15
hari ini saya mau ke gereja. misa senin pagi. tanpa rasa.
sekarang saya sudah kembali di depan laptop saya.
saya mencoba mengerti bahwa sebenarnya saya jenuh.
jenuh, karena ide yang tidak juga kunjung terealisasikan. jenuh karena mimpi yang gelisah tak lagi datang. dan rasa jenuh itupun merembet kemana-mana. jenuh untuk berpikir. jenuh untuk bertindak lagi. bahkan jenuh untuk memimpin diri.
namun, gengsi saya terlalu besar untuk terlihat jenuh dan akhirnya kalah dengan kejenuhan ini. setidaknya saya harus berpura-pura tidak jenuh sampai saya menemukan diri kembali bahwa sebenarnya saya benar-benar menyukainya.
Komentar
Posting Komentar