Bumi terus berotasi saat matahari dan seisi tata surya menjelajah antariksa, mereka tak diam menunggu biar kita tak menua. Sebelum kali pertama kedua tangan saling terajut saat berjalan menyusur dan menyebrang Jalan Ciumbuleuit, sebelum kali pertama kata itu diucap di malam peringatan proklamasi Indonesia, sebelum hari libur tidak terasa seperti libur saat tak bertemu, dan sebelum masa "dunia milik berdua" itu berakhir, Sampai dua puluh empat beranjak menjadi dua puluh delapan dan dua puluh tiga telah beranjak menjadi dua puluh tujuh Waktu menyaru tak taat kronologi, hanya saat ini yang abadi. Seratus lima puluh kilometer tak buatku jadi bimbang, pun seperdelapan keliling bumi. Untuk yang betah di hati, rahmat ilahi, Selamat dua puluh delapan tahun disini! Gembira loka, lara loka, jana loka. Ucap terimakasihku untukmu dan semua yang berarti dalam hidupmu. Selamat memandang hidup yang selalu baru biarpun katanya tahunnya ulangan! Bandung 30 Mei 2020 Yang tak sabar menua bersamamu, seakan tak ada lagi nanti.
Untuk pertama kalinya saya mengganti baterai jam tangan saya. Satu bulan terakhir ini, jam tangan digital saya memang sudah mulai meredup tampilan penunjuk waktunya. “di ABC atau Simpang juga ada kok, Yud”, kata seorang kawan di sebuah obrolan kecil dua sore yang lalu ketika saya bertanya dimana tempat saya dapat mengganti baterai jam tangan saya . Hari Jumat, saya beranjak menuju Simpang Dago, membawa jam tangan hitam saya . Sambil mengamati deretan toko yang ada di sebelah kiri saya, saya mencoba menerka-nerka seperti apa toko yang menyediakan jasa ganti baterai jam tangan. Langkah saya terhenti di depan s ebuah etalase dengan lemari kaca berisi puluhan jam tangan . “Pak, disini bisa ganti baterai jam tangan?”, kata saya sambil melepas jam tangan saya dan menunjukkannya pada seorang bapak berumur empat puluh tahunan penjaga toko . Bapak itu melihat sekilas jam tangan saya lalu dengan tangan kirinya menunjuk seorang bapak lain di depan etalasenya. “dis...
Komentar
Posting Komentar